Pengertian
Keadaan kematian miokardium karena adanya penghentian aliran darah dan
O2 pada miokardium sebagai akibat sumbatan pada arteri koronaria dan
cabang-cabangnya.
Patofisiologi
Sumbatan total dan sub total miokardium dan cabang-cabangnya oleh
Arteriosclerosis atau Trombus koroner, aliran darah dan oksigen
mikardium tidak adequat, dalam masa waktu 30 – 45 menit akan terjadi
kematian miokardium, terjadi necrosis, kemudian terjadi Infark
Miokardium.
Tanda dan gejala
Keluhan utama adalah nyeri dada retrosternal seperti diremas-remas,
ditekan, ditusuk, panas, seperti rasa ditindih barang berat, nyeri
menjalar umumnya ke lengan kiri, bahu, leher, rahang, punggung dan
daerah epigastrium. Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak
nafas, pusing, keringat dingin, berdebar-debar, takikardia, kulit pucat,
kulit dingin dan hipotensi.
Tes diagnostik
a. EKG, akan didapatkan peningkatan amplitudo gelombang “T” pada sadapan
standar (normal < 5 mm), segmen atau interval “ST” akan berkurang
atau < 1 mm (normal 2–3 mm).
b. Ekokardiograpi
c. Pemeriksaan Radio Isotop seperti Radionuclide Imaging, Pyrophospate
Scanning, Thallium Scanning.
d. MRI (Magnetik Resonance Imaging).
Penatalaksanaan medis
a. Mortalitas umumnya akan terjadi dalam 4 jam pertama. 24 jam
berikutnya resiko tinggi.
b. Perawatan dilakukan di ruang UPI kardiovaskuler.
c. Tirah baring total pada fase akut.
d. Pengendalian rasa nyeri dengan Pethidin atau Morfin (nyeri, gelisah
akan menimbulkan rangsangan syaraf simpatis yang meningkatkan kebutuhan
O2, terjadilah arithmia).
e. Pasang infus Dextrose 5 %, perhatikan batasan cairan.
f. Diet rendah lemak, rendah garam, rendah kolesterol. Pada fase akut
makan makanan cair atau saring. Biasanya pasien juga mengalami mual,
muntah, hati-hati resiko aspirasi dan kardiak arrest.
g. Pemberian terapi oksigen 2–4 liter/menit.
h. Pemantauan EKG untuk mendeteksi arithmia.
i. Pengobatan dengan obat-obat golongan trombolitik atau anti koagulan
seperti Heparin, Aspirin dll.
Komplikasi
a. Gagal jantung kongestif,
b. Syok kardiogenik,
c. Infark miokard yang meluas,
d. Emboli pulmonal,
e. Perikarditis,
f. Ruptur ventrikular,
g. Aneurisma ventrikular.
Pengkajian
a. Kaji nyeri dada
1) Persepsi pasien tentang sakit dada,
2) Lokasi nyeri akan menjalar ke dua lengan bagian dalam,
3) Kaji kualitas nyeri dengan skala 0 – 10,
4) Kaji serangan dan lamanya sakit, serangan apakah secara tiba-tiba,
berangsur-angsur setelah beberapa menit atau setelah beberapa jam.
5) Faktor-faktor pencetus, seperti saat marah, emosi yang hebat, pada
saat istirahat.
6) Kaji faktor-faktor yang menghilangkan atau tidak akan hilang dengan
istirahat, rebah posisi tidur atau obat Nitrigliserin.
7) Kaji tanda dan gejala pendukung lainnya seperti sesak nafas, pusing,
lemah, perasaan akan pingsan/Sinscop.
8) Kaji tanda dan gejala gangguan gastro intestinal seperti SUH, mual
sampai muntah.
9) Kaji faktor-faktor resiko lainnya seperti Perokok berat, hipertensi,
diabetesmelitus, stres fisik dan mental, kurang berolah raga, hiper
kolesterol dll.
10) Adakah gelisah atau seperti ketakutan,
11) TTV seperti TD akan menurun, DN dan P akan meningkat, suhu akan
meningkat 3 – 7 hari pertama.
12) Diaporesis, pucat, kulit lembab dan dingin,
13) Data laboratorium
a) Saat mulai sakit s/d 12 jam pertama LDH (Lactat Dehidrogenase) akan
meningkat sampai 10 hari kemudian,
b) CPK-MB (enzim kreatininkinase) akan meningkat 4 – 6 jam sesudah
serangan sakit, biasanya akan normal setelah 3 – 4 hari kemudian.
c) Pada hari kedua minggu pertama, Leukosit akan meningkat 10.000 –
20.000 /mm3
Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman : Nyeri dada s/d iskemik miokard.
Tujuan
Nyeri berangsur-angsur berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan :
1) Anjurkan pasien istirahat baring 24 – 30 jam pertama serta beri
posisi aman dan nyaman.
2) Kaji dan catat tingkat nyeri serta faktor yang memperberat rasa nyeri
3) Observasi TTV dengan ketat terutama selama nyeri berlangsung,
4) Anjurkan tehnik relaksasi,
1) Monitor EKG, lapor bila ada kelainan,
2) Jelaskan kepada pasien dan keluarga penyebab timbulnya nyeri dada.
3) Kolaborasi dokter untuk pemberian Petidin ataupun Morfin.
b. Potensial perubahan kardiak out-put s/d gangguan listrik jantung.
Tujuan
Pasien dapat mempertahankan hemodinamik dan kardiak out-put.
Rencana tindakan
1) Anjurkan pasien istirahat baring,
2) Kaji dan lapor tanda dan gejala penurunan kardiak out-put seperti
hipotensi, oliguria, malaise, kulit dingin, pucat, diaporesis, pusing
dan sesak nafas.
3) Ukur cairan masuk dan keluar dengan ketat,
4) Cegah pasien untuk mengejan (palsava manuver), kolaborasi dokter
untuk pemberian obat laxansia untuk memudahkan defekasi,
5) Berikan ventilasi adequat, teraphi oksigen khususnya 24 – 48 jam
pertama sesuai kebutuhan.
6) Melaksanakan program pengobatan: Lanoksin, Atropin, Isoprotenol,
Propanolol (hitung HR dan obat jangan digerus).
c. Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan ADL s/d kelemahan fisik dn
immobilisasi.
Tujuan
ADL terpenuhi
Rencana tindakan
1) Kaji ketidak mampuan melakukan ADL (adakah yang mampu dilakukannya)
2) Bantu sepenuhnya dalam melakukan ADL (jika belum toleransi)
3) Beri dukungan dan jelaskan tujuan immobilisasi (mengurangi kebutuhan
O2 miokardium),
4) Ajar pasien merawat diri secara bertahap atau sesuai batas toleransi,
5) Anjurkan paien untuk segera menghentikan aktivitas bila timbul nyeri
dada secara tiba-tiba atau bila DN meningkat sampai > 100 kali/menit.
d. Kurang pengetahuan pasien tentang proses penyakit, perawatan dan pengobatan s/d kurang informasi.
Tujuan
Pengetahuan pasien tentang proses pnyakit, perawatan dan pengobatan merningkat.
Rencana tindakan
1) Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang perjalanan penyakit, perawatan dan pengobatan.
2) Beri penjelasan yang dibutuhkan pasien dan keluarganya tentang proses
penyakit, perawatan dan pengobatan (dosis, manfaat, efek samping)
dengan bahasa yang mudah difahami.
3) Beri kesempatan kepada pasien dan kelurganya untuk bertanya.
e. Potensial tidak efektifnya mekanisme koping dan penyesuaian individu dan keluarga s/d perubahan status kesehatan.
Tujuan
Pasien dan keluarga dapat beradaptasi dengan program perawatan dan pengobatan di rumah.
Rencana tindakan
1) Jelaskan kepada pasien dan keluarga pentingnya melakukan atau meneruskan program latihan fisik di rumah.
2) Beri pendekatan kepada keluarga pasien agar mau memberikan dukungan kepada pasien,
3) Anjurkan pasien untuk bergabung dengan klab jantung sehat (jika ada),
4) Berikan alamat yang jelas tempat rujukan apabila mengalami nyeri dada hebat secara tiba-tiba yang disertai sesak nafas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK
A. PENGERTIAN Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul mata. Katarak adalah su...
-
A. PENDAHULUAN Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang/membujur dengan kepala difundus uteri dan bokong dibagi...
-
Apa itu Kanker Serviks ? Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim. Kanker serviks disebut juga kanker leher rahim ata...
-
Organ Liver/Hati Liver/hati adalah organ kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Beratnya sekitar 1.3 kg (pada orang dewasa). Letaknya di...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar