Senin, 30 Desember 2013

ASUHAN KEPERAWATAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. Pengkajian

1. Data Subjektif

Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama.Pasien tidak dapat menahan makanan dan kehilangan berat badan.Beberapa pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.

Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan umum

kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus.Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah.Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.

Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat terjadi

2) Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar dapat ditemukan

3) Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi

Kebutuhan Dasar Khusus

4) ktifitas istirahat

Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).



5) Integritas ego

Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.

6) Eliminasi

Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.

7) Makanan/cairan

Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.

8) Pernafasan

Frekuensi pernapasan meningkat.

9) Keamanan

Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma

10) Seksualitas

Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.

11) Interaksi social

Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

12) Tes Laboratorium

a) Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.

b) Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akbat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.



















B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien hyperemesis gravidarum adalah meliputi :

1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum





































C. Intervensi


No

Diagnosa keperawatan

Perencanaan


Tujuan

Intervensi

Rasional


1.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah

Dalam waktu 3x24jam setelah diberikan tindakan pemenuhan nutrisi klien terpenuhi

Dengan criteria hasil :

1. Berat badan ideal

2. Bising usus normal

3. Membrane mukosa lembab

1. Timbang dan catat berat badan pasien pada jam yang sama setiap hari



2. Pantau asupan dan haluaran pasien







3. Kaji dan catat bising usus pasien satu kali setiap ergantian tugas jaga

4. Auskultasi dan catat suara napas pasien setiap 4 jam

1. Untuk mendapatkan pembacaan yang paling akurat



2. Karena berat badan dapat meningkat sebagai akibat dari retensi cairan



3. Untuk memantau peningkatan dan penurunannya

4. Untuk memantau aspirasi


2.

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif

Dalam waktu 3x24 jam k

1.Membrane mukosa lembab

2.CRT kurang dari 3 detik

3.TTV normal

1. Pantau dan catat TTV setiap 2 jam atau sesering mungkin sesuai keperluan sampai stabil. Kemudian pantau dan catat TTV setiap 4 jam





2. Ukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4 jam. Catat dan laporkan perubahan yang signifikan termasuk urine, feses, muntahan, drainase luka, drainase nasogastrik, drainase slang dada, dan haluaran yang lain.

3. Timbang pasien pada waktu yang sama setiap hari











4. Kaji turgor kulit dan membrane mukosa mulut setiap 8 jam

5. Berikan perawatan mulut dengan cermat setiap 4 jam







6. Periksa berat jenis urin setiap 8 jam

1. Takikardia, dispnea, atau hipotensi dapat mengindikasikan kekurangan volume cairan atau ketidakseimbangan elektrolit.



2. Haluaran urine yang rendah dan berat jenis urine yang tinggi mengindikasikan hipovolemia







3. Untuk memberikan data yang lebih akurat dan konsisten. Berat badan merupakan indicator yang baik untuk status cairan.



4. Untuk memeriksa dehidrasi

5. Untuk menghindari dehidrasi membrane mukosa



6. Peningkatan berat jenis urine dapat mengindikasikan dehidrasi


3.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam terjadi peningkatan toleransi aktivitas dengan criteria hasil :

1.Melaporkan dan mendemonstrasikan peningkatan aktivitas fisik yang dapat diukur

2.Skala mobilitas 0-1

3.Skala kekuatan otot 5 (dapat melawan tahanan

4. Klien terlihat segar

1. Kaji tingkat berfungsi pasien dengan menggunakan skala mobilitas fungsional. Komunikasikan tingkat ini pada staf



2. Kecuali dikontraindikasikan, lakukan ROM setiap 2 sampai 4 jam. Tingkatkan dari pasif ke aktif, sesuai toleransi pasien.

3.Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot









4. Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap tingkat aktivitas (mis. Peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing, dispnea, takipnea, dan sebagainya)

1. Komunikasi diantara anggota staf dapat meyakinkan kontiunitas perawatan dan mempertahankan kemandirian

2. Latihan ROM dapat mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot





3. Menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi kamanan pasien /resiko cedera





4. Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan














D. Evaluasi

1. Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan

2. Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang

3. TTV tetap stabil

4. Volume cairan tetap adekuat

5. Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap

6. Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010

7. Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan haluaran)

8. Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman

9. Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap

10. Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi

11. Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK

A. PENGERTIAN Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul mata. Katarak adalah su...